Edelwise Kuntjoro

Hari yang cukup melelahkan namun menenangkan ketika aku tersadar hari ini 
adalah hari terakhir ujian akhir semester. 
Masih mengenakan sepatu, kuhempas badan ke kasur sambil meraih tombol power on radioku. 
"Langsung saja kita sapa penelepon keempat. Hallo? Hallo?"

                     "Hallo.." jawab si penelepon. Yup, cewek sesuai dugaanku. 
"Hallo mbak, ibu, jeng, adek, saya panggil siapa ya? Mau cerita apa sore ini?" tanya Rini,sang penyiar. "

Mbak, semasa SD saya naksir dengan teman saya sesama kelas 5, namun saat dia kelas B.

Kelas kami berseberangan, dan saya suka curi-curi pandang tiap saat yang memungkinkan, bisa pas dia ke kantin, 
toilet, atau tiap dia berpamitan pada ayahnya. "Cie, kisah kasih pas SD nih, okay lanjutin Edel..." ..hening...

"Makasih mbak Rin, ng..ng saya ingat banget, waktu pentas seni perayaan Natal sekolah, 
dia sempat membuatku grogi.

Dia menatap agak lama, saya jadi tidak konsentrasi memainkan akordeon, jemari saya gemetaran. 
Saya makin tersipu saat Bella, 
teman akrab saya yang kebetulan sekelas dengannya, meyakinkan bahwa doi pernah keceplosan ke Bella, kalau suka 
sama saya. 
Tapi anehnya saya tetap masih malu setidaknya untuk tersenyum langsung pada pria ini.

Pernah saat botol minumannya jatuh dari samping kantong ranselnya, akibat keusilan si bongsor Panji big, saya hendak memungut segera namun muncul Masayu, kakak kelas yang sigap memungutnya dan agresif mengandeng tangan dia.

Wajar kan perasaan anak usia sebelas tahun ini langsung 'down' .. di benakku"... hening..2 menitan.

"Hallo...edel?" tanya Rini penasaran." Saya disini kok , 
hehehe nggak kemana-mana. Saya berpikir apakah mbak Ayu adalah pacarnya. 
Akhirnya saya semakin memendam perasaan saya." Jawab gadis penelepon.

"Ohhh.. kalau boleh tahu, namamu Edel adalah panggilan dari Edelwise kah?" tanya Rini, 
penyiar idola radio kampusku. Setelah hampir 3 menit., 
akhirnya jawaban terlontar "Ya mbak, nama saya Edelwise Gladis. 
Nama cowok yang saya taksir itu Kuntjoro Mahestama Andika. Saya berharap saat ini,, 
entah secara kebetulan atau memang takdir, ala cerita-cerita dalam buku James Redfield 
tentang segala peristiwa kebetulan yang diatur semesta, terjadi.
Semoga dia mendengar atau suatu saat nanti tahu akan perasaan saya ini." jawab Edelwise.

Sontak aku bergegas menyarter vespa, langit mendung ini bagai biru cercah sesaat.

"Kuntjoro, mau kemana lagi ? 
Lha wong baru aja sampe ngomah kok ya, pulang sebelum maghrib ya le...." teriak ibu. 
"Kun mau ke rumah Edelwise bu, penting..!" Jawabku tergesa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

Scroll to top